
Menurut polisi, Elena menyerang pria mabuk berusia 37 tahun pada Agustus pada 2019 karena menolak untuk meninggalkan rumah keluarganya.
“Awalnya gadis itu secara brutal memukul pria tersebut kemudian mengambil pegangan sekop dan melakukan tindakan kekerasan seksual terhadap korban.
Setelah korban meninggal, terdakwa membawa mayatnya lalu melempar ke jalan,” bunyi keterangan Komisi Penyelidikan, otoritas penyelidik seperti FBI di AS, seperti dikutip dari The Sun, Sabtu (13/6/2020).
Pada kasus pertama itu, polisi belum bisa mengungkap pelaku. Setelah pembunuhan kedua, polisi baru bisa memastikan pelakunya Elena, meskipun dua memberikan keterangan berbelit-belit.
Di kasus kedua, Elena sedang minum dengan warga di pub setempat lalu datang pria bernama Ivan yang menghina ayahnya, Pyotr (57), seorang petani kaya.
Saat Ivan duduk di sofa sambil mabuk, perempuan 21 tahu itu menghantamnya dari atas. Dia lalu memukul dan menendang korban.
Para pengunjung meminta Elena menghentikan aksi brutalnya namun tak berani berbuat lebih karena perempuan itu sangat brutal. Ivan tak dibawa ke rumah sakit, namun diantar ke rumahnya. Keesokan hari Ivan meninggal.
Setelah ditangkap, perempuan yang juga menekuni tinju itu mengakui perbuatannya termasuk menceritakan kasus pertama. Awalnya dia sempat berkilah bahwa kasus pertama merupakan kecelakaan lalu lintas, namun penyelidik lebih pintar.
Surat kabar lokal Komsomolskaya Pravda, mengutip keterangan para tetangga, melaporkan, Elena merupakan sosok bertubuh mungil namun kuat.
Namun dia punya kebiasaan yang membuat warga khawatir, yakni menggambar manusia dalam kondisi terpotong-potong.
Hanya saja pemeriksaan kejiwaan oleh polisi menyebutkan Elena waras, sehingga dia tetap menjalani proses hukum.
0 komentar:
Posting Komentar