
"Apa pun latar belakang kehidupan korban harusnya tidak dikaitkan dengan kasus yang tengah dihadapi korban," terangnya pada Rabu (24/6/2020).
Lusi mengatakan pendampingan terhadap korban harusnya dilakukan sejak awal kasus bergulir hingga adanya vonis inkrah pengadilan. Lusi berharap P2TP2A mau mendampingi R sepanjang kasusnya bergulir.
"Kami akan koordinasikan ini ke P2TP2A provinsi. Dan kita berharap P2TP2A (tingkat) provinsi bisa mendampingi korban pada persidangan berikutnya," ujar dia.
Terkait permintaan Lusi, Kepala UPT P2TP2A Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Sulawesi Selatan Meisy Sari Bunga Papayungan mengatakan, selain melayani sistem rujukan berdasarkan inisiatif daerah, pihaknya melakukan inisiatif ketika mendapat informasi terkait kekerasan terhadap anak dan perempuan melalui media.
"Kami sangat terbuka untuk menerima rujukan. Karena bisa saja korban membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, pengobatan, hingga pendampingan untuk psikologi korban. Kalaupun kami yang harus proaktif, layanan kami siap," papar Meisy.
"Itu agar korban tak merasa sendiri, sehingga dibutuhkan pendampingan yang intens. Karena yang paling rawan itu, ketika korban atau keluarganya hendak mengambil keputusan," sambung dia.
Terkait pendampingan terhadap R yang merasa dipojokkan dalam persidangan, Meisy menyampaikan harus dibangun pola pikir para penegak hukum, terlebih korban masih berusia belasan tahun.
Sebelumnya, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Parepare (AMP) melakukan unjuk rasa memprotes kinerja polisi dan jaksa dalam kasus dugaan pencabulan anak, Senin (22/6). Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap kinerja aparat kepolisian Parepare dan Kejaksaan Negeri Parepare yang dituding tidak adil.
"Aksi yang kami lakukan pada hari ini ada beberapa kejanggalan yang kami temukan saat proses hukum kasus tersebut. Dalam persidangan, sebagaimana yang disampaikan oleh ibu korban, coba digiring opini bahwa orang tua lalai dalam mengawasi anaknya," kata koordinator lapangan aksi, Ahmad Ricardy.
0 komentar:
Posting Komentar