
LIPUTAN TERBARU - Juru Bicara Pemerintah RI untuk Penanganan Corona, Achmad Yurianto, mengumumkan tujuh kasus baru positif virus korona Covid-19 di Indonesia, Rabu (11/3).
Tujuh pasien itu adalah warga negara Indonesia yang baru saja pulang dari luar negeri.
Pemerintah menduga mereka tertular di luar negeri sehingga mengategorikan ketujuh kasus ini sebagai *imported case. *
Yurianto mengakui ketujuh pasien tersebut tak terdeteksi menunjukkan gejala korona saat tiba di bandara.
Dia beralasan, tujuh pasien itu tidak mengalami demam tinggi sehingga lolos dari pemeriksaan thermal scanner.
“Beberapa waktu yang lalu sudah saya katakan bahwa dengan kemudian kondisi penyakit sebagian besar ringan sedang, maka dia masuk dalam kondisi tidak panas terlalu tinggi dan tidak akan terdeteksi oleh thermal scan,” kata Yurianto, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/3).
Menurut Yurianto, para pasien hanya menerima health alert card saat tiba di bandar udara di Tanah Air.
Kartu peringatan itu diberikan kepada para pendatang yang berasal dari negara positif korona.
“Maka pada saat mereka merasakan tidak enak badan, mereka mendatangi beberapa rumah sakit dan kemudian menunjukkan kartu itu. Itu menjadi upaya deteksi kita,” ucap Yurianto.
Dengan penambahan tujuh kasus ini, maka sudah ada 34 orang yang dinyatakan pasien positif Covid-19.
Dari 34 orang itu, dua orang yakni pasien 06 dan pasien 14 belakangan dinyatakan sembuh, sementara pasien 25 meninggal dunia di Denpasar, Bali.
Ketujuh WNI yang baru pulang dari luar negeri dan dinyatakan positif korona itu sempat beraktivitas beberapa hari sebelum masuk ke rumah sakit.
Pemerintah kini menelusuri orang yang sempat melakukan kontak fisik dengan ketujuh pasien tersebut.
“Iya, karena itu tracing dilakukan,” kata Yurianto.
Sementara itu, satu pasien positif Covid-19 meninggal dunia di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (11/3) dini hari.
Pasien tersebut adalah pasien kasus nomor 25. “Tadi malam pukul 02.00 WIB lewat sedikit, pasien identitas nomor 25 meninggal dunia,” kata Yurianto.
Pasien tersebut merupakan perempuan warga negara Inggris berusia 53 tahun.
Menurut Yurianto, pasien itu masuk ke rumah sakit dalam keadaan sakit berat karena menderita hipertensi, hipertiroid, diabetes, dan Chronic Obstuctive Pulmonary Disease (COPD).
Di tempat terpisah, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menambahkan WNA kasus 25 itu baru empat hari lalu masuk wilayah Indonesia.
Dewa Made Indra bahkan mengaku tidak tahu bahwa RSUP Sanglah, Denpasar, telah merawat pasien nomor 25 virus korona itu.
Dalam data Pemda Bali, pasien yang meninggal itu masih dalam status pengawasan di ruang isolasi RSUP Sanglah Denpasar, Bali.
Pasien kasus nomor 25 masuk ke RSUP Sanglah Denpasar pada Senin (9/3). Perempuan itu mengeluhkan gejala korona. WNA itu diperiksa tim RSUP Sanglah Denpasar sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
Saat menjalani observasi di ruangan isolasi, tim medis menyebut pasien itu menderita diabetes, hipertensi, hiperteroid, dan penyakit paru obstruksi menahun.
Tim RSUP Sanglah juga mengambil sampel dari pasien itu. Sampel lalu dikirimkan ke Litbangkes RI.
“Hingga pasien itu meninggal, RSUP Sanglah belum menerima hasil laboratorium itu. Tidak ada pemberitahuan dari pusat.
Kami pun menghubungi Kementerian Kesehatan untuk menginformasikan hal itu,” tegas Made.
Tetapi, Yurianto mengatakan dokter penanggung jawab pasien di RS Sanglah sudah mengetahui. “Dokter penanggung jawab pasien sudah tahu,” kata Yurianto.
0 komentar:
Posting Komentar