Ardi begitu sapaan akrabnya, baru 8 bulan bertugas sebagai Babinkamtibmas di desa tersebut. Sebelumnya dia bertugas di Polsek Air Tiris Kampar. Selama Ramadan ini dia menjadi guru ngaji untuk anak-anak di dusun I Desa Pantai Raja.
Pengajian dia laksanakan di masjid Anizam yang jaraknya tempuhnya sekitar 20 menit dari rumahnya. Dia mengajar ngaji dengan tetap mengenakan pakaian dinas kepolisian.
Murid-muridnya ada sekitar 30-an orang yang terdiri dari pria dan wanita. Umumnya mereka masih duduk di bangku SD dan SMP. Proses belajar mengaji usai salat Asar dan akan berakhir pukul 17.30 WIB. Pelajaran mengaji ini dari hari Senin sampai hari Jumat.
"Awalnya saya melihat anak-anak sore hari hanya bermain-main saja. Mereka tak ikut mengaji di TPA (taman pendidikan Alquran), karena mereka tak mampu bayarnya," kata Ardi kepada Mustikapoker, Senin (12/6/2017) menceritakan awal kisahnya membuka kelas mengaji.
Dari sana, Ardi mencoba menghubungi pihak masjid setempat. Dia menyampaikan niatnya pada pengurus masjid untuk bersedia menjadi guru mengaji buat anak-anak yang tak masuk di TPA.
Niatan ini pun disambut baik pengurus masjid. Pengurus masjid pun mengumumkan ke warga bila anaknya ingin belajar mengaji dipersilakan datang ke masjid tanpa dipungut biaya apapun.
"Belajar mengaji ini sebenarnya mulai dilaksanakan dua pekan sebelum Ramadan. Masuk Ramadan, proses belajar tetap kita lanjutkan," kata Ardi.
Proses belajar mengaji ini dilaksanakan di dalam masjid. Murid-muridnya berkumpul dan dikelompokkan sesuai tingkatan kemampuannya dalam mengaji. Ada kelompok Iqro', ada kelompok mengaji Alquran.
"Sebelum mengaji, kita salat Asar berjemaah dulu. Walau kadang kalau saya lagi ada tugas, kadang terlambat datang. Tapi yang namanya mengajari ngaji tetap saya laksanakan," kata Ardi.
Menurut Ardi, belajar mengaji yang dia lakukan ini tidak dipungut biaya sepeserpun. Belajar ini benar-benar dia abdikan untuk masyarakat setempat terutama bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu.
Ardi berencana, usai Lebaran nanti proses mengaji akan dilaksanakan usai salat Magrib dan dilanjutkan setelah Isya. Alasannya, jika sore hari tidak semua anak-anak di dusun tersebut bisa mengikutinya. Karena sebagian anak anak-anak ada yang sekolah sore.
"Kalau sekolahnya sore mereka tidak bisa ikut belajar mengaji. Karena itu agar semua bisa sama-sama belajar, saya mau buat malam saja," kata Ardi.
Saat Ardi membuka kelas mengaji gratis ini, awalnya muridnya hanya dua orang saja. Lama kelamaan, dalam hitungan sepekan, muridnya jadi belasan orang. Hitungan satu bulan ini saja, murid Ardi sudah mencapai 30 orang lebih.
"Alhamdulilah sekarang tambah ramai. Saya senang bisa berbagi ilmu walau sedikit buat mereka," kata Ardi.
Selama Ramadan ini, tak hanya urusan mengaji saja yang dia kerjakan. Saban malam, dia juga berpindah-pindah masjid dalam pelaksanaan safari Ramadan. Di desa berpenduduk sekitar 11 ribu jiwa itu, ada 6 masjid. Di masjid inilah, Ardi saban malam terus berpindah-pindah melaksanakan salat tarawih.
"Selama Ramadan saya keliling terus dari masjid ke masjid. Sebelum salat tarawih dimulai, saya ceramah singkat dulu soal Kamtibmas," kata suami dari Egi Matresia itu.
Menurut bapak dari dua orang anak ini, dia senang melaksanakan tugas tersebut. Dia berharap, dari belajar mengaji ini bisa bermanfaat buat orang lainnya.
"Doakan ya, habis Lebaran ini anak murid ngaji saya bertambah lagi. Biar makin ramai," tutup Ardi.
0 komentar:
Posting Komentar