
"Nama ilmiahnya, Kerivoula Picta. Memang ciri khas dari kelelawar ini adalah mempunyai pola warna yang unik," kata peneliti di Laboratorium Mamalia, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sigit Wiantoro saat dihubungi detikcom, Sabtu (18/7/2020)
Sigit menerangkan populasi kelelawar ini kini semakin menurun. Sehingga kelelawar oranye ini termasuk jarang ditemui.
"Saat ini memang kelelawar jenis ini sudah agak jarang dijumpai. Populasi kelelawar jenis ini memang diprediksi semakin menurun," terangnya.
Sigit menerangkan keunikan kelelawar ini ada pada warna tubuhnya yakni oranye, dengan corak warna hitam di bagian sayap. Dia menyebut habitat kelelawar oranye ini ada di hutan.
"Habitatnya di hutan. Baik hutan primer maupun sekunder, perkebunan, bahkan bisa juga di lingkungan sekitar kita," terang Sigit.
Dia menerangkan kelelawar ini kadang kala dijumpai di gulungan daun pisang yang masih muda. Meski populasinya menurun, habitat kelelawar ini masih aman.
"Habitatnya masih ada, walaupun populasi kelelawar jenis ini memang diprediksi semakin menurun. Perubahan kondisi lingkungan, misalnya perusakan hutan dan alih fungsi lahan," ucap Sigit.
Selain perubahan lingkungan, kelelawar ini makin langka karena diburu.
"Perubahan lingkungan bisa menjadi salah satu faktor penurunan populasi kelelawar. Ditambah lagi perburuan kelelawar," jelas Sigit.
Sebelumnya diberitakan, kelelawar oranye ini ditemukan di rumah Anto Wibowo (35) di Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Klaten. Kelelawar ini mulanya ditemukan anak Anto, Naufal di kamarnya.
Anto menyebut di sekeliling rumahnya kini sudah jarang dijumpai pohon. Sehingga jarang ditemukan kelelawar di sekitar rumahnya.
Dia menyebut kelelawar yang biasa dia temukan yang berwarna hitam. Ada juga jenis kalong yang bentuknya kelelawar tapi besar, namun baru kali ini dia menemukan kelelawar oranye ini.
"Kalau kalong ada makan buah tapi tidak setiap saat ada. Sebab ada pohon matoa dan belimbing di dekat rumah," jelas Anto.
0 komentar:
Posting Komentar