
Manager PLN ULP Ngagel, Iva Parastutik memaparkan sebenarnya tagihan ini merupakan akumulasi dari pemakaian listrik Chef Arnold di rumahnya yang ada di Manyar. Namun, baru ditagih di bulan Juli, karena petugas baca meter dihentikan sementara selama bulan Maret hingga Mei akibat pandemi.
"Permasalahannya seperti yang telah kami sampaikan pada rekan-rekan media sebelumnya, bahwa sebagai akibat dari dihentikan sementara petugas baca meter ke lapangan pada masa pandemi COVID-19 di akhir Maret hingga Mei, di mana tagihan dihitung berdasarkan rata-rata pemakaian tiga bulan sebelumnya," papar Iva di Surabaya, Kamis (9/7/2020).
Namun, dari tagihan selama April hingga Juni yang diambil dari rata-rata pemakaian sebelumnya, ternyata ada selisih yang cukup besar. Hal ini karena pemakaian yang lebih banyak dari biasanya. Selisih ini akhirnya dibebankan pada tagihan di bulan Juli.
"Terdapat selisih antara pemakaian riil dibanding yang telah ditagihkan pada bulan April hingga Juni 2020. Selisih pemakaian tersebut terakumulasi ke dalam tagihan Juli 2020 dikarenakan pada akhir Juni angka stand meter sudah bisa dibaca petugas," terangnya.
Agar tak lagi terjadi kesalahpahaman, PLN UID Jatim akan terus menggiatkan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi ini mengenai lonjakan tagihan listrik yang disebabkan meningkatnya pemakaian, akibat berubahnya pola pemakaian pelanggan saat di rumah saja menjalani Work From Home (WFH).
Sementara untuk penanganan keluhan lonjakan tagihan listrik, PLN UID Jatim menyiagakan personel PLN di 130 posko pengaduan di seluruh UP3 maupun ULP. Ada pula 114 nomor layanan WhatsApp Hotline yang siap menampung dan menindaklanjuti keluhan pelanggan.
Menanggapi hal tersebut, Chef Arnold dalam akun twitternya mengaku permasalahannya sudah tertangani. Dia berterima kasuh atas kerja PLN.
"Ok kita sudah damai...thank you pelayanannya dan penjelasan ente @pln_123. Cepet & gesit....dan team di Surabaya makasih...," kata Chef Arnold dalam ungahannya di twitter.
Sebelumnya Chef Arnold sempat geram dan menulis keluhannya melalui akun Twitter @ArnoldPoernomo pada Kamis (9/7) pukul 11.20 WIB.
"Woi @infoPLN kenapa tagihan harga listrik rumah saya baik turun dari Rp 2,5 juta jadi Rp 10 juta? Kenapa?" tulis Arnold.
Tak hanya itu, Arnold melanjutkan kembali cuitannya yang menyatakan keberatan pada tagihan listrik yang membengkak itu.
"Tapi kenapa lampu dan rumah saya tidak se-shining, shimmering, dan splendid Rp 10 juta?!!!! Ente maunya apa ini ha?!!!!!!!!" tulis Arnold lagi.
0 komentar:
Posting Komentar