
Aksi yang menimpa korban terjadi di satu ruangan yang ternyata hanya gudang kosong di SMA tersebut.
Beruntung korban bisa menyelamatkan diri sehingga lolos dari aksi pemerkosaan oleh pelaku yang mengaku pegawai sekolah.
Kapolsek Sekupang AKP Yudi Arvian yang dikonfirmasi membenarkan kasus tersebut.
Yudi mengatakan, saat ini pelaku berinisial HH telah diamankan di Polsek Sekupang dan sedang menjalani pemeriksaan.
"Pelaku sudah kami amankan usai korban melaporkan kejadian ini," kata Yudi melalui telepon, Selasa (7/7/2020).
Kapolsek mengatakan, berdasarkan pengakuan korban, kejadian berawal saat S bersama anaknya yang masih berusia 16 tahun mendatangi sebuah SMA negeri di Batam.
Korban datang sekitar pukul 12.30 WIB dan saat memasuki gerbang sekolah bertemu dengan pelaku yang mengaku pegawai di SMA tersebut.
"Saat itu korban bertanya kepada pelaku ruang pendaftaran di mana dan pelaku mengarahkan di salah satu gudang kosong," jelas Yudi.
Namun, setibanya di ruang tersebut, korban malah mendapatkan perlakuan tidak senonoh oleh pelaku yang mengaku pegawai sekolah tersebut.
"Korban mengalami upaya pencabulan, bukan perkosaan, korban baru mendapatkan pelecehan," kata Yudi.
Setelah melakukan perlawanan, akhirnya korban berhasil kabur dari lokasi kejadian dan diselamatkan warga sekitar.
Bahkan pelaku juga ditangkap dengan bantuan warga sekitar.
"Pelaku masih kami periksa, besoklah kami ekpose kasusnya," papar Yudi.
Kronologi kejadian
Kejadian tak mengenakkan terjadi di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Batam, Selasa (07/07/2020).
Wanita S (40) datang menanyakan kejelasan soal putranya, 16 tahun, yang ikut seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Ia mendatangi sekolah untuk mengadukan anak sulungnya yang tidak lolos masuk melalui jalur zonasi.
Setibanya di gerbang pintu masuk sekolah, seorang pria yang mengaku petugas sekolah mengarahkannya ke ruang olahraga.
Setiba masuk, pelaku langsung melancarkan aksinya kepada ibu empat anak itu.
"Saya dipeluk, didorong kesudut tembok," ujar S dengan nada terisak.
"Ya, Allah, saya tidak kuat. Saya takut dibunuh," sambungnya.
Ia mengatakan terpaksa menuruti permintaan pelaku.
“Saya hanya menangis, terbayang jangan sampai saya dibunuh,” ujarnya.
Sebelum pelaku melancarkan aksinya, S sebenarnya sempat berusaha berlari dan berteriak meminta tolong.
Usahanya gagal lantaran pelaku langsung mendekapnya dari belakang dengan kuat.
Tubuh pelaku kekar, gemuk, dan kira-kira tinggi badan 170 cm.
Tak butuh waktu lama, personel Polsek Sekupang meringkus pelaku pemerkosaan.
Pelaku berinisial H disergap dari kediamannya di Patam Asri, Sekupang.
Di waktu bersamaan, korban pemerkosaan juga membuat laporan.
"Ia, dia orangnya," ujar S, saat bertemu pelaku di kantor polisi.
Sementara itu, empat anak S yang dibawanya ke sekolah hanya terdiam melihat sang ibu yang terus menangis.
Kekecewaan keluarga ini bertambah, lantaran R (16), yang gagal lolos masuk SMA.
Sambil berjalan keluar kompleks sekolah, R tertunduk menopang ibunya berjalan.
"Gak tahu saya bisa sampai seperti ini."
"Tadi mama hanya mau mengadukan PPDB, saya tidak masuk SMA, namun seperti ini pula yang harus terjadi," ucapnya.
R merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
Mereka tinggal di salah satu perumahan di Batam.
Ia pun kembali menceritakan awal mula kejadian yang menimpa ibunya.
Saat itu, setibanya di depan sekolah sang ibu meminta mereka menunggu di luar gerbang.
"Saya sama adik menunggu di luar gerbang, adik saya juga ada di dalam mobil. Mama lalu pergi sendiri masuk sekolah," kata Rafli.
Tak lama kemudian, berselang sekira 20 menit, ibunya berlari berteriak minta tolong.
Hal itu sontak membuat petugas Ditpam BP Batam dari Rusun Sekupang langsung keluar.
Keliling Mencari Pelaku
Peristiwa pemerkosaan yang terjadi di sebuah sekolah di Sekupang membuat geger manajemen sekolah.
Pasalnya, petugas sekolah yang bekerja saat itu tengah melayani pengaduan orangtua terkait permasalahan PPDB di gedung lantai dua.
Gedung lantai dua merupakan posko layananan pengaduan PPDB SMA tersebut.
Sementara lokasi peristiwa pemerkosaan di samping gedung, tepatnya di ruang olahraga.
Wakil Kepala SMA Bidang Sarana dan Prasarana, Hanafi terlihat bingung saat mengetahui hal ini.
"Saya tidak tahu ada kejadian itu, saya bersama panitia PPDB lainnya hanya fokus melayani pengaduan orangtua yang anaknya tidak masuk PPDB," ujar Hanafi.
“Saya saja kaget, tiba-tiba ada orang ramai dibawa. Petugas kami tadi langsung berkeliling mencari pelaku," sambungnya.
Akibat peristiwa ini, layanan pengaduan PPDB sempat terhenti.
0 komentar:
Posting Komentar