SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA

Jumat, 29 September 2017

MT Haryono, Malam Sebelum G30S/PKI



Tinggal di Jalan Prambanan Nomor 8, Menteng, Jakarta Pusat, tiba-tiba terdengar suara yang memecahkan kesunyian malam. "Jendral,keluar Jendral !! Ada perintah dari Istana supaya Jendral segera datang!"

Di kamar utama rumah tersebut, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo (MT) Haryono sontak terbangun. Ia lantas memerintahkan sang istri, untuk pindah ke kamar depan dan membawa anak-anaknya.

Sementara itu prajurit Tjakrabirawa terus memaksa masuk ke kamar utama seraya memberondong dengan tembakan. Pada saat beberapa prajurit berhasil masuk MT Haryono berusaha menghalau dan berniat keluar dari kamar menuju ke kamar mandi. Namun sayang pada waktu beliau akan merebut senjata dari gerombolan itu, MT Haryono di tembak dari belakang.

Dia pun akhirnya roboh, untuk memastikan sang jendral telah meninggal prajurit Tjakrabirawa membakar sebuah koran. Jenazahnya kemudian diseret kedalam truk menuju ke lubang buaya di kawasan Halim, Jakarta Timur. Jenazahnya kemudian ditemukan pada tanggal 3 Oktober 1965 bersama dengan 5 jendral lainnya, dan kemudian dimakamkan di TMP Kalibata.

Dalam buku, "Kunang-kunang Kebenaran di Langit Malam" disebutkan bahwa, sebelum kepergian sang jenderal ke alam baka, keluarga merasakan beberapa pertanda. Isyarat itu antara lain, Jenderal Haryono tiba-tiba sering menyendiri dan melamun sambil mendengarkan musik klasik.

Padahal biasanya saat mendengarkan musik klasik sambil menata tanaman anggrek di halaman belakang, dia selalu ditemani putri bungsunya, Enda Marina. Namun menjelang 1 Oktober 1965, Haryono justru meminta Enda menjauh saat ingin mendekatinya. "Kami merasakan kejanggalan tersebut dengan perasaan heran yang tertahan," tulis Babab dalam buku tersebut.

Pertanda lainnya adalah, Ade Mirja Harjanti yang gelisah dan mengalami mimpi buruk. Beberapa jam sebelum prajurit Tjakrabirawa datang, Ade mimpi ayahya diculik. Walaupun Haryono berusaha melawan, namun sia-sia karena orang yang datang menculiknya banyak sekali.

Enda pun terjaga dan ketakutan. Sang Ibu berusaha menenangkan Enda. Beberapa menit kemudian, mimpi Enda menjadi kenyataan. Sang ayah, gugur setelah melawan penculik pimpinan Sersan Bungkus. 

0 komentar:

Posting Komentar