Namun, tidak seperti orang lain, tato milik Wulan Guritno bukan untuk gaya melainkan punya makna mendalam baginya. Apalagi untuk membuat tato tersebut, Wulan harus mengalahkan ketakutannya pada jarum.
"tattoo ini bukan sembarang tattoo ..bukan iseng di buat untuk gaya2an .. maka dari itu sy berani memamerkannya mau orang bilang apa ...." ungkap Wulan Guritno di akun Instagramnya.
Singkat cerita, tato tersebut ia buat setelah perceraian kedua orangtuanya. Jadi boleh dibilang, tato bergambar bendera Indonesia dan Inggris itu mewakili sosok dirinya yang terlahir dari dua darah berbeda. Wulan Guritno sendiri dilahirkan di Inggris, 14 April 1981 dengan nama Sri Wulandari Lorraine.
Ya, sang ibu, Deana Battams, merupakan seorang warga asal Inggris beragama Kristen. Sementara ayahnya, Joko Guritno, berdarah Jawa kental dan seorang muslim. Tato yang sama juga dimiliki oleh adik-adiknya.
",ini tattoo persaudaraan yg adik sy jg miliki persis ..ini tattoo darah Indonesia & Inggris yg mengalir di tubuh sy .. ini tatto di buat dgn rasa sakit dan sedikit darah keluar ,tanda kecil & awal bukti rasa cinta dan hormat sy terhadap keluarga dan negara ....." papar Wulan.
Tato tersebut juga menjadi simbol cinta dan toleransi yang selama ini diperoleh Wulan Guritno keluarganya. Mengajarkan Wulan untuk bisa menghargai perbedaan.
Tidak hanya budaya tapi juga agama. Ya, setelah kedua orangtuanya berpisah, Wulan Guritno memilih menjadi warga negara Indonesia dengan keyakinan sebagai seorang muslim.
Beruntung semua perbedaan itu tidak membuat hubungan Wulan Guritno dengan sang ibu merenggang. Keduanya saling menghormati budaya dan kepercayaan masing-masing.
"saya membantu ibu sy menaikan pohon natalnya ,ibu sy mengingatkan saya sholat ..tidak mempengaruhi kepercayaan kita masing2..karena sempat di besarkan eyang putri, banyak didikan jawa yang menempel ,tidak membuat ibu sy geram krn byk yg bertolak belakang dengan kultur yg dia pahami ,ibu ikut mempelajari dan melebur ,saya pun menyerap dari 2 culture tersebut yg memang baik .." jelas Wulan Guritno.
0 komentar:
Posting Komentar